Si Gadis Kecil

Ini adalah cerita tentang seorang gadis kecil. Gadis kecil ini bisa siapa saja. Bisa kamu, temanmu, sahabat, saudara, bahkan bisa saja gadis kecil ini musuhmu. Atau mungkin si gadis kecil adalah bagian dari dirimu.

Dari segi fisik, gadis kecil ini tidak memiliki sesuatu yang istimewa. Ia tidak cantik, tapi tidak juga jelek. Hidungnya tidak mancung, tapi tidak juga pesek. Matanya tidak besar, tapi tidak juga kecil. Dan terkadang, sepasang mata itu memandang penuh rasa ingin tahu. Pipi si gadis kecil agak tembam. Ia juga memiliki bibir yang agak tebal. Postur tubuh gadis kecil tidak gemuk, tapi tidak juga kurus. Orang sering menyebutnya berbadan 'padat'. Iapun tidak tinggi tapi juga tidak pendek. Kulit si gadis kecil sawo matang seperti orang Indonesia pada umumnya. Jika kita melihatnya dikerumunan, ia tidak akan langsung menarik perhatian.

Seperti gadis kecil lainnya, ia senang bermain. Ia terlihat ceria diantara teman - temannya yang ceria bermain. kalau ada temannya yang murung, ia akan menaruh perhatian pada temannya kemudian bertanya, "kamu kenapa?" Gadis kecil ingin, ketika bermain semua temannya ceria dan gembira.

Suatu hari, gadis kecil terlihat duduk sendirian di bawah rindangnya pohon. Ia hanya memperhatikan teman - temannya yang sedang bermain. Sesekali tangannya memungut dan memainkan biji-bijian yang jatuh dari pohon yang menaunginya. Lalu datanglah seorang teman yang tadi sedang asik bermain. Ia bertanya pada si gadis kecil "kamu kenapa? kok sendirian duduk di sini?"
"nggak apa-apa kok, cuma pengen duduk aja." jawab gadis kecil itu sambil tersenyum.
"tapi kan lebih seru kalau kita main bareng-bareng. sebenernya ada apa sih?" tanya teman si gadis kecil.
Lagi-lagi gadis kecil tersenyum,"beneran ga apa-apa.." kata si gadis kecil.
"ya udah kalo gitu. aku kesana lagi yaa.." kata teman si gadis kecil.
"iya.." jawab si gadis kecil.

Gadis kecilpun memperhatikan kepergian temannya sambil tersenyum. Dalam hatinya juga tersimpan sebuah kebahagiaan. Ia bahagia melihat teman-temannya gembira. Ia duduk sendiri bukan berarti marah atau merajuk. Ia hanya membutuhkan waktu untuk menikmati dan menyimpan kebahagiaan yang Ia rasakan.(ctr)

2 Response to "Si Gadis Kecil"

  1. ayo kita berbagi pengalaman says:
    2 Juni 2010 pukul 07.29

    Keberanian melulis telah mengalir. Kembangkan terus, tulis saja apa yang terbetik yang ada dibenakmu. Gunakan pedoman umum buku "EYD" untuk menuliskan tanda baca... agar terbiasa dan bila diterbitkan tidak banyak melakukan perbaikan. yang pasti sudah standar....

  2. kumpulan huruf-huruf says:
    2 Juni 2010 pukul 11.28

    kadang kadang sendiri itu lebih nikmat

    kita bisa lebih menghargai saat bersama orang yg kita cintai, saat sendiri

Posting Komentar